Head Banner

Senin, 27 Juni 2011

PKS Soal Citra Buruk Dewan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan. Namun, lembaga tinggi Negara itu kian menampakkan sisi negatifnya di tengah harapan masyarakat. Mulai dari kasus korupsi yang dilakukan anggota dewan hingga rencana pembangunan gedung.

Menurut Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mustafa Kamal, citra buruk yang melanda DPR disebabkan karena orang yang terdapat di dalamnya bukan merupakan cerminan poltik. Hal ini, sambung Mustafa, anggota dewan lebih banyak dihuni oleh orang yang bukan merupakan hasil kaderisasi politik, sehingga menghasilkan kebijakan yang berbeda dengan keinginan masyarakat. "Partai Politik kehilangan identitas karenanya," ungkap Mustafa.

Lebih lanjut Mustafa menjelaskan, hal ini dikarenakan Anggota DPR banyak dihuni para pengusaha, putra pejabat yang naik karena kuasa orang tuanya. "Mereka ini bukan hasil dari pengkaderan politik," katanya menegaskan.

"Ketika pengusaha menjabat, mereka akan selalu berorientasi pada nilai-nilai bisnis. Mereka biasanya lebih memilih usahnya ketimbang tugasnya," tutur Mustafa. Tak hanya hal tersebut, sambungnya, Anggota Dewan saat ini banyak juga ditempati oleh para artis. Hal ini, terangnya, membuat kebijakan yang mereka hasilkan tidak mencerminkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Sehingga, sambung Mustafa, loyalitas para anggota dewan itu menjadi dipertanyakan. Contoh Mustafa, selain menjadi anggota dewan, mereka juga tetap melaksanakan kegiatan sebagai profesi awalnya. 'Anggota Dewan yang awalnya artis, tetap melakukan shooting untuk pembuatan film," tandasnya.

Menurut Mustafa, Parpol saat ini menjadikan mereka sebagai kendaraan politik saja tanpa melihat dampak yang ditimbulkan. Kedepan, sambungnya, Parpol harus memberikan pendidikan politik kepada kadernya. "Sebelum mereka menjabat menjadi anggota dewan, mereka harus diberikan pendidikan politik terlebih dahulu," ujar Mustafa.

Sumber :www.republika.co.id
Read more »

Senin, 13 Juni 2011

Foke Nggak Fokus Benahi Kemiskinan

Gubernur DKI Fauzi Wibowo
(Sumber Foto: http://www.newsgol.com/)
RMOL. Persoalan kemiskinan di DKI Jakarta terus mendapat perhatian berbagai pihak. Salah satunya dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta M Taufik. Dia menilai, hal itu terjadi karena Gubernur Fauzi Bowo terjebak permasalahan klasik seperti macet dan banjir. Masalah kemiskinan pun tidak dibahas secara mendalam.

Menurut Taufik, pem­bangu­nan di Jakarta terlihat tidak pro rakyat kecil. Sebaliknya, tata ko­ta yang ada terkesan cuma ber­pihak pada orang berpunya.

   “Wajar saja kemiskinan belum ter­selesaikan. Bisa dilihat dari situ. Sampai mana keberpihakan pem­prov pada rakyat miskin,” tanya Taufik di Jakarta, kemarin.

Berdasarkan data statistik, lan­jut Taufik, ada sekitar 500 ri­buan warga miskin di DKI. Dia kha­watir hal itu tidak di­dis­ku­sikan secara kom­prehensif oleh pihak Pe­me­rintah Provinsi (Pem­prov) DKI Jakarta untuk me­ngu­rangi warga miskin di ibukota.

Menurutnya, jika memang serius ingin menyelesaikan per­soalan kemiskinan, sebaiknya pemprov mengundang seluruh stakeholder di Jakarta memba­has masalah ini. Termasuk me­meta­kan daerah mana saja yang masuk kategori daerah warga miskin di Jakarta. Atau, berapa banyak orang yang tua yang su­dah tidak mam­pu lagi bekerja.

“Angkat tema ini secara seri­us. Masa nggak bisa diselesai­kan?” cetus Taufik.

Berkaitan dengan pengawasan oleh De­wan Perwakilan Rakyat Dae­rah (DPRD) DKI Jakarta me­ngenai masalah ini, Taufik me­nilai, pengawasan terhadap Pem­prov DKI sangat lemah.

DPRD, menurutnya, terkesan hanya me­lakukan sesuatu yang sifatnya rutinitas, tidak mem­buat terobo­san. Hal ini dia ang­gap tak ter­lepas dari faktor ke­pemim­pinan yang ada di dewan. “DPRD saat ini tak jauh lebih baik dari DPRD periode lalu,” kritik Taufik.

Ketua Jaringan Ekonomi Mas­yarakat Madani (Jeram) Ade Ukard berharap,  Pem­prov DKI bisa lebih efektif mengen­taskan ke­mis­kinan. Selain itu, dia me­minta upaya penang­gulangan kemiski­nan dibarengi penam­bahan ang­garan.

Ade juga mendesak, agar DPRD DKI Jakarta terus men­dorong gubernur mengem­bang­kan berbagai program agar bisa bekerja lebih baik. “Jangan sa­ling sikut mencari keun­tungan priba­di. Anggaran pe­nang­gu­langan warga miskin memang lebih be­sar dibanding yang lainnya. Ini ter­cermin dari setiap APBD yang di­sahkan de­wan,” pungkasnya.   [rm]

Sumber : rakyatmerdekaonline.com

Read more »

Jumat, 10 Juni 2011

Pengajian PKS Digerebek

dakwatuna.com – Mencuatnya kasus isu NII (Negara Islam Indonesia) dan pengusung Ideologi Khilafah, membuat masyarakat phobia dengan berbagai pengajian Islam. Hal inilah yang menjadikan beberapa masyarakat semakin waspada terhadap orang-orang yang melakukan pengajian Islam.

Namun terdapat peristiwa yang menggelikan terjadi di Mojokerto beberapa waktu lalu. Sebagaimana biasanya, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang mewajibkan kadernya untuk membuat pengajian pekanan bergantian di rumah setiap kader, dengan membahas keimanan, dunia Islam dan rencana program kerja kegiatan PKS di masing-masing daerah, kecamatan hingga desa. Hingga harus dicurigai sebagai pengajian NII.

Ketika pengajian sedang masuk tilawah Al Quran (pembacaan Al Quran) beberapa warga langsung berdatangan dengan membawa TNI, Polri dan SatPol PP. Beberapa orang terlihat sedikit emosi ketika berdialog dengan salah satu ustadz PKS yang tengah mencoba menenangkan massa dengan sabar. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, beberapa Polisi dan TNI mencoba untuk meredakan ketegangan tersebut.

Di sinilah peristiwa yang sedikit membuat kita tersenyum.

Ketika seorang anggota Polisi mencoba untuk melerai massa yang sedang emosi, tiba-tiba “Loh… Sampeyan ada di sini mas?” kata anggota polisi tersebut sedikit kaget. Tidak disangka, anggota polisi tersebut mengenal ustadz PKS tersebut, karena mereka teman bermain saat masih kecil.

Tetapi yang tidak kalah lucunya beberapa anggota TNI kaget “Loh, sampean ada di sini?” ucap salah satu anggota TNI. Ternyata tidak disangka ustadz PKS tersebut adalah senior yang mengajar Karate para TNI.

Anehnya, beberapa anggota Satpol PP malah lari. Karena para anggota Satpol PP tidak tahu bahwa pengajian yang akan digerebeknya ternyata diisi oleh ustadz PKS yang juga salah satu anggota dewan di Mojokerto.

Setelah emosi para warga sudah mulai mereda, ustadz PKS yang juga salah satu anggota dewan tersebut memberikan informasi mengenai pengajian wajib yang harus diikuti oleh setiap kader PKS untuk menambah keilmuan agama dan mendapatkan berbagai informasi-informasi, baik keputusan partai dan kegiatan partai.

Terlihat beberapa warga malu, karena ternyata pengajian yang mereka kira pengajian NII malah diisi langsung oleh anggota dewan, bahkan mereka ada yang kagum karena ada anggota dewan yang langsung ”turun-gunung” mengisi pengajian di rumah salah seorang kader partainya. Usut punya usut… ternyata orang-orang yang membuat isu pengajian tersebut adalah pengajian NII lantaran dari beberapa orang yang sakit hati terhadap salah satu kader PKS yang rumahnya ditempati untuk pengajian tersebut. Dan salah satunya juga adalah anggota Satpol PP yang ikut melarikan diri bersama teman-temannya yang lain. Salah satu warga berkata ”Lha nek saget, warga nggeh diajak ngaji bareng ustadz. Nggeh jarang-jarang teng mriki wonten anggota dewan seng marani. Opomaneh maringi ceramah agama, jarang teng mriki! ” (Kalau bisa, warga juga diajak ngaji bersama ustadz. Yah jarang-jarang di sini ada anggota dewan yang datangi. Apalagi memberikan ceramah agama, jarang di sini).

Ustadz PKS tersebut langsung merespon dengan baik usulan warga, dengan siap untuk mengadakan pengajian bersama warga. (sn/fimadani.com)

Sumber : www.dakwatuna.com
Read more »

Selasa, 07 Juni 2011

Nasehat Terakhir Ustadzah Yoyoh Yusroh Untuk Para Kader Dakwah

Read more »

 

GALERI FOTO

VIDEO

DUKUNG KAMI

SELAMAT DATANG, ANDA MENGUNJUNGI BLOG RESMI DPC PKS KEBON JERUK