Head Banner

Selasa, 15 November 2011

Bang Nunung, Pendekar Silat Betawi Rawa Belong

Bang Nunung (Gambar dari :gerakrasasanalika.blogspot.com)   
Jakarta Barat - Bang Nunung, begitu laki-laki  ini akrab di sapa. Salah satu tokoh silat betawi yang terkenal dari Rawa Belong  dengan memiliki nama lengkap H. Nur Ali Akbar.

Di tengah usianya beranjak sepuh, 63 tahun, Bang Nunung masih nampak tegap dan lincah, bicaranyapun lugas dan kadang mengundang tawa. Terlihat  saat penulis menemuinya untuk wawancara di kediamannya di daerah Sukabumi Utara Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat atau lebih di kenal dahulu Kampung Rawa Belong.

Ditemani dengan secangkir teh hangat yang di suguhkan oleh putranya, Imam, Bang nunung mulai bertutur   untuk menceritakan kisah hidupnya.

Dahulu, tuturnya mengisahkan,  Ia terlahir di Jakarta persisnya kampung Rawa Belong tanggal 15 Agustus 1948 dari pasangan Asnawi dan Hj. Julaiha.“Kate  orang tue kite, kite  anak paling bontot  dari 7 bersaudara, 5 laki-laki dan 2 perempuan” kata bang nunung dengan logat khas betawinya.

Bang Nunung  besar  dalam kondisi ekonomi keluarga yang  sulit dan meprihatinkan saat itu,  terlebih pekerjaan sehari-hari orang tuanya sebagai kusir  delman. Bang Nunung menjelaskan  bahwa Pada waktu itu keadaan  dalam keadaan transisi antara kendaraan tradisional dengan kendaraan modern.

“Jadi pada waktu itu delman sudah mulai tersisih, orang lebih banyak mau naik opelet, lebih cepet dibanding naik delman”. tutur bang Nunung mengisahkan.

Sehingga profesi  orang tuanya sebagai kusir delman sangat tidak mencukupi untuk menghidupi keluarganya. Terkadang penghasilan yang di peroleh hanya untuk makan keluarga,  tidak dapat membeli dedak dan  gabah sebagai pakan kudanya,  begitupun sebaliknya. “Jadi kalau kite beli beras, kuda ngga bisa kuat lari karena ngga makan dedek , kalau kite beli dedek sama gabah berarti ngga makan nasi”. Ungkapnya.

Namun kondisi sulit tidak membuatnya putus asa dan menyerah. Bermodal kemauan yang kuat dan dorongan kedua orang tuanya Bang Nunung dapat terus sekolah sampai tamat hingga sekolah tingkat lanjutan di Sekolah  Persatuan Guru  (SPG) I di bilangan Setia Budi Jakarta Pusat tahun 1969.

“selain cita-cita menjadi guru, kebetulan pada waktu itu masuk SPG merupakan sekolah yang paling murah dan profesi yang sangat di butuhkan”. jelas Bang Nunung yang sudah mengabdi  menjadi guru sejak tahun 1970 hingga 2008.

Mengenal Silat

Bela diri atau silat bukan merupakan suatu hal yang baru bagi Bang Nunung. Sejak kecil Bang Nunung sudah menekuni bela diri silat Cingkrik, bela diri khas betawi dari Rawa Belong. Bahkan silat ini dipelajari sejak Bang Nunung duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 1963. Karena menurut Bang nunung, saat itu banyak para jagoan yang mudah merampas kebun dari para pemiliknya.
“Pada waktu itu belajar silat bukan niat mau jadi jagoan tetapi  buat membela diri dan orang tua” ungkap Bang Nunung yang sempat belajar dengan  11 guru silat cingkrik saat itu.

Tidak sedikit orang yang ingin menguji keahliannya sebagai  pesilat, seperti yang dikatakan  Bang Nunung  pernah ada orang yang datang dari Cina, Amerika dan Arab  dari berbagai macam bela diri hanya khusus untuk menguji kehebatan silat bang Nunung.

Karena kesiapannya untuk di uji bertarung menjadikannya lebih dikenal sebagai pendekar silat dari Rawa Belong. Figur pibadinya yang supel dan pendidik membuat banyak orang yang datang untuk berguru kepadanya.

Menurut Bang Nunung, seiring perkembangan zaman perkumpulan silat betawi semakin ketinggalan dan hilang gaungnya dibandingkan  dengan bela diri impor seperti karete, kempo dan taekwondo. Karena menurut pengamatannya bela diri betawi  kurang terkoordiir dan tertata dengan rapi . “Bela diri kita tidak terorganisir, terlalu guru sentris, tidak ada arah dan rumahan” ungkap bang Nunung.

Hal itu, menurutnya, yang menyebabkan seni bela diri silat betawi sulit berkembang dan tidak banyak yang meneruskannya sehingga perguruan silat tradisional perlu di benahi agar lebih tertata dan terstruktur  organisasinya.

Berbekal dengan pendidikan formal yang di pelajari dan pengalaman organisasi, Bang nunung berusaha membenahi perkumpulan seni bela diri betawi dengan menghimpun dan mengundang dan  mengadakan pagelaran di setiap acara-acara peringatan agama.
“Sehingga mereka ada kesempatan buat menampilkan kebolehannya dan merasa senang  karena ada yang  lihat keindahan dari berbagai macam perguruan seni bela diri betawi ”. Pungkasnya.

Dukung  PKS
Bang Nunung & Istri, bersama kader PKS Sukabumi Utara

Sejak era reformasi dan banyak bermunculan partai Islam membut Bang Nunung mencari Profil Partai Islam yang ideal. Karena pribadinya yang relijius dan seringnya berinteraksi dan silaturrahim dengan kader Partai Keadilan Sejahtera menjadikan pilihannya mendukung PKS.

Menurut Bang Nunung, PKS merupakan partai pilihannya karena partai Islam yang memilki idealisame Islam yang kental dan kadernya selalu menjaga silaturrahim serta peduli kepada masyarakat.

“Pada waktu itu ada orang sakit dekat rumah ane, kader PKS selalu menjenguk dan membantu” ungkapnya. 

Selain itu PKS  merupakan partai kader yang memiliki proses pembinaan mental dan spiritual yang sejalan dengan filosofi dan gerakan yang ada di perguruan silat Gerak  Saka Sanalika yang saat ini di pimpinnya.

Harapannya PKS saat ini harus menjaga keorisinalan idealismenya dan terus menjaga hubungan silaturrahim dengan tokoh masayarakat dan lebih berperan aktif di masyarakat.

“Supaya  masyarakat bisa menilai PKS adalah partai yang layak di pilih kembali di masa yang akan datang”.  Ujar Bang Nunung dengan penuh harap.  (mjundi)




 









Read more »

Selasa, 08 November 2011

Kurban Bang Sani

Kebon Jeruk - Di hari kedua Hari Raya Kurban DPC PKS Kebon Jeruk mengadakan pemotongan dua ekor sapi hewan kurban di depan kantor sekretariat Jl. H.Raisan No.43 RT.03 RW.03 Kelapa Dua Kebon Jeruk Jakarta Barat, Senin,7 November 2011.

Ahmad Ridho, selaku ketua DPC PKS Kebon Jeruk mengatakan bahwa dua ekor hewan kurban ini merupakan titipan dari Ir.H.Triwisaksana MSc yang akrab di sapa dengan Bang Sani dan H. Rois Hadayana Syauqie SH, dua kader tokoh PKS yang menjabat Anggota Legislatif DPRD DKI Jakarta saat ini.

"Daging kurban ini kami bagikan kepada warga yang ada di sekitar kantor sekretariat terutama dari RW 03 dan RW 05 yang berdekatan".katanya.

Ridho berharap semoga dengan pemberian daging kurban ini warga di sekitar turut merasakan kebahagiaan bersama PKS dalam perayan hari Raya Idul 'Adha tahun ini

"Selain untuk menjalin silaturrahim yang erat agar keberadaan kantor sekretraiat PKS di wilayah kelapa dua ini senantiasa membawa manfaat bagi warga" ujarnya.

Sejumlah kader PKS dan beberapa warga turut bergabung saling membahu dalam proses pemotongan dan pendistribusian hewan kurban tersebut.

Tidak kurang dari 500 warga penerima daging kurban datang untuk mengambil dengan menggunakan kupon yang telah di sebar oleh panitia. Proses pendistribusianpun berjalan lancar dan tertib hingga selesai.(mjundi)








Read more »

Minggu, 06 November 2011

PKS Berbagi Kebahagian di Hari Raya Idhul 'Adha


Jakarta - Ir.H. Arkeno, ketua DPD PKS Jakarta Barat mengadakan pemotongan hewan kurban di kediamannya Jl. Daud RT.03 RW.08 Kelurahan Sukabumi Utara Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat, Ahad,11 November 2011.

Sebanyak dua ekor sapi hewan kurban dan satu ekor kambing di sembelih untuk di berikan kepada warga mustahik yang ada di sekitarnya.

Arkeno mengatakan bahwa Perayaan Idul 'Adha tahun ini cukup menggembirakan karena di lakukan di semua level struktur hingga tingkat ranting PKS se-Jakarta Barat.

"Untuk tahun ini sebanyak 5000 ekor sapi hewan kurban yang tersebar di seluruh Ranting PKS se DKI Jakarta". ungkapnya saat di temui di kediamannya.

Dikatan juga olehnya, bahwa seluruh hewan kurban merupakan hasil penggalangan Struktur DPW PKS DKI Jakarta dari keluarga kader, tokoh partai termasuk Ir.Triwisaksana MSc salah satu tokoh PKS yang akan mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta nanti.

Ia juga berharap agar kebabahagian Hari raya Iduh 'Adha tahun ini dapat di rasakan oleh seluruh warga DKI Jakarta terutama yang ada di sekitar kader dan Struktur Partai Keadilan Sejahtera.(Mjundi)
Read more »

Selasa, 01 November 2011

PKS Tetap Beda


Islamedia - Dua bulan terakhir, PKS seolah menjadi actor antagonis dari sebuah drama politik yang entah disutradarai oleh siapa. Semuanya bermula ketika PKS ngotot menggulirkan hak angket mafia pajak. Bersama Partai Golkar, PKS menjadi partai yang berbeda sikapnya dengan partai koalisi pendukung SBY terkait hak angket tersebut. Ketika akhirnya pendukung hak angket kalah dalam voting, saat itu pula drama politik PKS bergulir.

Diawali dengan isu korupsi daging impor yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian, video mesum tidak mirip Anis Matta, lalu secara tiba-tiba muncul Yusuf Supendi yang menggugat petinggi PKS dengan berbagai tuduhan, hingga berujung pada kasus Arifinto yang tertangkap kamera wartawan sedang “melihat” materi porno di ipadnya saat Sidang Paripurna.

Hujatan publik mengalir deras. Cercaan dan makian bertubi-tubi menghujani tubuh PKS. Kata mereka: “PKS menjual agama”; “ PKS partai munafik”; PKS partai porno”; “PKS tak ada bedanya dengan partai lain”. Benarkah PKS sama dengan partai lainnya?

PKS Tetap Beda!

PKS bukanlah kumpulan malaikat yang karena tak punya nafsu maka tak bisa berbuat salah. PKS juga bukan kumpulan setan yang setiap saat selalu berbuat salah dan berkewajiban mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya.

PKS hanya jamaah manusia yang berusaha seoptimal mungkin “mendekati” kesucian malaikat untuk tak berbuat dosa dan disaat yang sama berusaha semaksimal mungkin menjauhi setan agar tak terjerumus dalam kesesatannya.

Setiap pekan kader PKS mengkaji Islam sebagai cara kader PKS mengenal lebih dekat ajaran Allah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Setiap pekan kader PKS di mutaba’ah: berapa kali kader PKS sholatjamaah?; berapa kali kader PKS sholat sunnah?; berapa kali kader PKS puasa?; berapa kali kader PKS membaca dan mentadabburi al-Qur’an?; berapa kali kader PKS sholat malam?; berapa kali kader PKS berinfak?; berapa kali kader PKS bersilaturahim?; berapa kali kader PKS membaca buku?; dan berapa kali kader PKS melakukan amal-amal kebaikanlainnya?

Itu semua sebagai cara kader PKS mempraktekkan ajaran Islam yang lengkap dan paripurna. Itulah cara kader PKS menjauhi perbuatan dosa. Itulah cara kader PKS mengendalikan nafsu. Itulah cara kader PKS “mendekati” kesempurnaan malaikat yang bebas dari dosa. Dan, sekali lagi, itulah cara kader PKS menjauhi godaan setan yang tak pernah kenal lelah mendatangi kader PKS dari seluruh penjuru mata angin, bahkan hingga merasuk kedalam hembusan nafas dan aliran darah kader PKS.

Beberapa pekan sekali kader PKS mabit untuk membersihkan hati dari debu-debu dosa. Kader PKS sholat malam berjamaah, kader PKS bermuhasabah, kader PKS mengkaji Islam. Begitu indah. Suasana kebersamaan begitu terasa. Kader PKS terikat bukan hanya karena factor politik; tapi ikatan iman dan aqidah.

Adakah partai lain melakukan apa yang PKS kerjakan? Sejauh pengamatan kami: belum ada! Bagi kader PKS, partai hanya sebuah sarana dakwah; bukan tujuan; bukan segala-galanya.
Lalu, mengapa masih ada kader PKS yang terjebak rayuan maut setan?

Itulah bukti bahwa kader PKS manusia; bukan malaikat. Bukti bahwa setan tak kenal lelah menggoda manusia dengan berbagai trik jitu dan halus. Bayangkan, kader PKS saja yang berusaha keras menginternalisasi nilai-nilai Islam kepada paraanggotanya, ternyata masih kecolongan. Lalu, bagaimana jadinya dengan partai lain yang Cuma menjadikan politik sebagai sarana merebut dan mempertahankan kekuasaan?

PKS Tetap Beda!

Bagi yang menganggap PKS sama dengan partai-partai lain, perhatikanlah baik-baik setiap kasus yang menimpa PKS. Semuanya baru dugaan dan tak pernah diajukan kemeja pengadilan. Kasus korupsi daging impor yang dimuat di Majalah Tempo, hingga hari ini tak pernah masuk keranah hukum. Bahkan, kalau mau jujur, apa yang menimpa Arifinto, belum terbukti benar. Sejauh ini, media menghakimi Arifinto sengaja membuka situs porno, yang kemudian dibantah oleh Arifinto bahwa ia hanyamembuka link email.

Dan inilah yang membuat PKS tetap beda dengan partai lainnya. Meski belum terbukti, Arifinto langsung mundur sebagai anggota DPR. Tahukah jika di gedung dewan yang terhormat itu, teramat banyak anggotanya yang jelas-jelas sudah terbukti bersalah, namun tak mau mundur dengan alasan kasusnya belum memiliki kekuatan hukum tetap?

Tahukah jika disana banyak tindakan anggota dewan yang jauh lebih menjijikkan dan memalukan dibanding Arifinto? Tidur saat sidang, jarang hadir, menelepon dan bermain ipad. Tapi mereka tak malu. Dan karenanya mereka tak mau mundur.

PKS Tetap Beda!

Lihatlah saat PKS melakukan pergantian pucuk pimpinan partai. Tak ada gontok-gontokan. Tak ada keributan. Tak ada politik uang. Tak ada kursi terbang di atas kepala. Tak ada kata-kata makian yang terlontar. Semuanya berlangsung smooth. Bahkan tak jarang di antara kader PKS saling mempersilakan diri untuk menjadi pemimpin.

Itu karena bagi kader PKS, menjadi pemimpin adalah amanah berat yang kelak harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Menjadi pemimpin di DPC, DPD, DPW atau DPP bukanlah tiket untuk menjadi anggota dewan atau menteri. Dan karena itu pula, tak ada dalam kamus kader PKS untuk mati-matian memperebutkannya.

Bandingkan dengan partai lain. Setiap dihelat munas, rapimnas, mukernas atau yang sejenisnya, selalu saja berita yang tersaji sangat tidak elok untuk didengar. Isu suap, perkelahian di ruang sidang, kursi terbang, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, ketika ada pihak yang kalah, maka mereka akan keluar dari partai dan membuat barisan baru.

PKS Tetap Beda!

Masih ingatkah dengan tradisi politik adiluhung yang dilakukan PKS sejak dulu? PKS mengharamkan rangkap jabatan. Tak ada dalam kamus PKS, seorang pejabat public juga menjadi pejabat partai. Di mulai dengan mundurnya Nurmahmudi Ismail yang saat itu diangkat menjadi menteri Kehutanan oleh Gus Dur. Ia mundur sebagai presiden partai untuk menghilangkan konflik kepentingan. Tradisi itu terus PKS lakukan hinggasaat ini.

Bukankah secara kasat mata saja, terlihat perbedaan PKS dengan partai lain? Di saat PKS mengharamkan rangkap jabatan, di saat yang sama partai-partai lain justru dengan sengaja menjadikan pimpinan partainya merangkap jabatan sebagai pejabat publik. Kita bias melihatnya sekarang: betapa banyak pimpinan partai yang menjadi menteri.

PKS Tetap Beda!

Slogan PKS sebagai partai yang peduli, bukan pepesan kosong. Berapa kali sudah PKS berada di garda terdepan saat bencana dating menghantam negeri kita tercinta. Di Aceh kala tsunami menerjang; Di Yogyakarta kalagempa mengguncang; di Padang dan Mentawai saat lindu menggoyang; juga di Yogyakarta kala Merapi meradang. Kepedulian PKS adalah wujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Praktek nyata dari keindahan nilai-nilai Islam dalam memandang kemanusiaan.

Itulah yang membedakan PKS dengan partai lain. PKS hadir setiap hari: dimana pun dan kapanpun. PKS tak hanya hadir saat menjelang pilkada atau pemilu. PKS tak hadir lima tahun sekali dengan membagi-bagi sembako, kaos, jilbab dan uang. Tak semurah dans erendah itu PKS menghargai rakyat.PKS hadir setiap saat ketika masyarakat membutuhkan PKS.

PKS Tetap Beda!

Meski kader PKS mulai dihinggapi persoalan-persoalan yang mirip dialami kader partai lainnya, tak serta merta membuat PKS sama. Kasus Arifinto yang menurutnya tak sengaja membuka konten porno tentu saja jauh berbeda dengan kasus sejenis yang dialami kaderpartai lain. Arifinto bukanlah Yahya Zaini atau Max Moein yang jelas-jelas telah berzina.
Akhirnya, kami hanya ingin mengingatkan: Toyota Alphard dan Bajaj tetaplah berbeda meski keduanya memiliki bentuk roda yang sama yakni bundar.

Wallahua’lam bishshowab.

Sumber : http://www.islamedia.web.id
Read more »

 

GALERI FOTO

VIDEO

DUKUNG KAMI

SELAMAT DATANG, ANDA MENGUNJUNGI BLOG RESMI DPC PKS KEBON JERUK